Who
are You?
“JRREEEEENG……” petikan suara
gitar dari sebuah ruangan musik terdengar.
Ku coba
mendekati ruangan tersebut. Perlahan melangkah, langkah kecil dan mulai
mengintip. Terlihat seorang lelaki memakai baju seragam dengan gitar dan sebuah
buku tua. Buku tua yang tak layak dipakai itu menjadi fokus utamanya. Ku coba
perlahan meyelinap kedalam ruangan tersebut tanpa ketahuan.
Ia terus
mencorat-coret buku tua tersebut sambil memainkan sebuah nada dari gitarnya.
Layaknya seorang musisi ternama yang sedang membuat sebuah karya lagu, ia
berbicara sendiri untung membuat nada yang cocok untuk lagunya tersebut. Saat
ia mulai memetik sebuah gitar dan menyanyikan lirik dari lagu tersebut.
“Bukannya
ini lirik puisi yang aku ciptakan saat ujian praktek bahasa indonesia kemarin
ya? Ko bisa-bisanya dia mengambil karya ku tanpa berbicara padaku! Awas saja
dia nanti!” bisikku sambil meninggalkan ruangan tersebut dengan
mengendap-endap.
Saat
istirahat pertama tiba, aku dan teman-teman berkumpul untuk sarapan bersama.
Bercakaplah kami dengan pembahasan yang baru saja ku lihat saat pelajaran seni
musik tadi.
“Guys, kalian tahu ga lelaki misterius
yang ada disana?” ucapku dengan penuh rasa penasaran.
“Siapa,
Donghun? Orang yang berada di sudut kelas itu?” tanya Rin-Ah.
“Iyah,
dia. Kalian tahu siapa dia?” tanya ku dengan rasa makin penasaran.
“Oh dia,
dia Satoshi Kai siswa baru, pindahan dari Jepang. Memang ada apa?” bisik Yuna.
“Oh dia
orangnya. Tidak ada apa-apa, hanya ada sedikit hal yang ingin ku ketahui dari
dirinya. I gotta go, bye^^” jawab ku
dengan terburu-buru.
Aku
semakin heran dan penasaran semua tentang tingkah laku yang ia lakukan. Aku
terus mencari semua informasi tentang dia, tetapi tak pernah ada yang
mengetahuinya lebih dekat. Aku pun terus memikirkan, mengapa karya ku diambil
olehnya tanpa seizin ku. Akhirnya ku putuskan untuk meneliti apa yang selalu ia
lakukan dan mengikutinya. Berhubung kami satu kelas, ku coba mendekatinya
melalui modus jitu(pendekatan yang
tepat). Di istirahat pertama, saat ingin bangun dari tempat duduk,,
“Hey
Donghun!” Kai menepuk pundakku.
“A……Aaa……
Hi! What’s up?” dengan gugup dan
heran ku menjawab sapaannya.
“Apa aku
mengganggu mu? Ada yang ingin kubicarakan padamu.”
“hmm…
Tidak, sama sekali tidak mengganggu (berbisik: kena kau)” dengan gugup sambil
menggaruk-garuk kepala.
“I want you to come to this concert tomorrow
evening. Can you? Saya berharap kau bisa meluangkan waktumu J” dengan malu malu kucing
dia ucapkan.
“Concert? Aku usahakan tuk bisa datang ke
konser itu. Terima kasih, Kai.” Jawabku.
Ia
langsung berlari kabur dengan muka yang merah dan berkeringat. Aku sangat heran
dengan situasi ini. Seperti ada sebuah rahasia yang akan terungkap, terutama
masalah karya yang ku buat yang telah diambil oleh nya. Aku harus mencari tahu
apa yang terjadi sekarang ini.
Saat
dikelas aku bertanya kepada Rin-Ah dan Yuna tentang tiket konser yang aku
terima dari Kai, tetapi tak ada yang mengetahui konser tersebut. Namun ada seorang
siswa yang membawa sebuah informasi bahwa tiket tersebut adalah tiket konser
akustik dari band Jepang. Semakin lama semakin mencurigakan sesuatu yang
disembunyikan dia. Semakin mencurigakan semakin membuat rasa penasaranku
menjadi tinggi. Aku harus mencari tahu dengan cara datang ke konser tersebut.
Setibanya
dirumah aku terus memikirkan tiket tersebut dan melihat hari beserta tanggal-tanggalnya.
Tak ada yang spesial dari tanggal tersebut. Tapi tiket tersebut selalu
menyelimuti pikiran ku hingga bertingkah seperti kehilangan akal sehatku.
Esok
saat hari yang ditunggu pun telah tiba. Cahaya mataharipun mengetuk pintu
jendelaku.
“APAAAAA??
JAM 11 SIAAANG??? MOOOOM!!! Kenapa
tidak membangunkanku? Aku jadi telat kesekolah ini.” Panik dan sedih yang
tampak dimukaku.
“Sayaaaang,
ini hari sabtu naaak!! Makanya jangan terus melihat tiket tersebut. Lihat
kalendermu!” ucap bunda sambil menyubit pipiku.
“Aiissshh~
sakit mom T.T” mengelus-elus pipiku yg merah.
“konser
itu bukannya sore ini? Cepat bergegas mandi! Jangan bermalas-malasan!”
“oh iya
aku lupa x_x…”
Bergegaslah
aku membersihkan diri dan bersiap ke tempat konser tersebut. Tak lupa juga aku
mengabari teman temanku untuk pergi bersama ke konser tersebut.
Sesampainya
disana, sekitar jam 2:25 pm ribuan penonton sedang mengantri sampai memenuhi
seluruh lapangan. Semua berdesak-desakan tetapi sesuai dengan urutan tiketnya.
Sorak sorai penonton menyanyikan sebuah lagu dari idolanya yang akan tampil
sore ini. Setelah Rin-Ah dan Yuna mendapatkan tiket yang dijual oleh seorang reseller, kami segera mengikuti antrian
yang telah disediakan di lapangan tersebut. Setelah didalam, ternyata kami
telah disediakan tempat VIP dan benar-benar kursi tepat ditengah-tengah dan
tepat pandangan lurus dengan panggung. Betapa terkejutnya kami saat melihat
tempat acara konser yang se-mewah ini.
Seiring
waktu berlalu, kami sangat menikmati lagu-lagu yang dilantunkan band tersebut.
Namun, tak ada satu tandapun yang mengherankan ku. Saat ditengah perjalanan
konser berlangsung, semua lampu mati terkecuali lampu yang menyoroti sang gitaris
yang ditemani kelap kelipnya light stick.
Gitaris tersebut berjalan ke tengah-tengah panggung dan menjadi pusat perhatian
para penonton.
“HALLO
SEMUANYA!! Apa kalian senang dengan konser ini?” sang gitaris berteriak keras
yang membuat jerat jerit penonton.
“Look! Dia Kai kan?” teriak Rin-Ah.
“Benar!
Bagaimana dia bisa jadi bagian dari band itu. Sangat kereeeeeeeeeen!!” terpesonanya
Yuna melihat Kai berdiri disana.
Aku
hanya bisa terpaku diam melihat semua itu terjadi.
“Saya
akan menyanyikan sebuah lagu yang sebenarnya sebuah puisi yang dibuat oleh
teman saya Donghun. Donghun yang berada duduk tepat ditengah-tengah kalian
disana. (lampu panggung langsung menyorot kearah aku) Donghun, Happy Birthday to you and this is my
birthday gift for you! Hope you’ll like it! (sorak sorai penonton bertepuk
tangan, dan Yamato menyanyikan lagu dari lirik dipuisi ku)”
“So that’s the reason why he tried to hide
something to me. This is my birthday! Dan dia membuat ini semua untuk aku?
Kenapa dia melakukan ini semua untuk aku?”
“(lagu
selesai, Kai berlari dan berkata) Hi Donghun, Long time no see J”
“ Jadi
kamu Kai anak dari om Satoshi? Kenapa baru bilang sekarang? (memeluk Kai dengan
erat) Cara kamu ga lucu tau!” kataku.
“Dari
dulu hingga sekarang hanya bisa berkata seperti itu.”
“Karna cara ini hanya membuatku tak dapat berkata-kata
alias terpaku diam seribu bahasa.” mukaku semakin tampak merahnya.
“Maafkan aku tidak membicarakannya padamu tentang karyamu
itu. (ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dan berkata) Will you marry me?”
“Hmmmmm…… Yes I
will!”
Akhirnya kami telah menyelesaikan S1 kami dan segera
menikah, dikaruniai 2 anak kembar yang satu tampan dan yang satu cantik persis
dengan aku dan Kai serta hidup bahagia selama sisa hidup kami. Itulah kisah ku
dimasa-masa menjadi seorang mahasiswi. Terima kasih telah membaca sebuah
diariku teman. J
~Selesai~